Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Guru MA An-Nur Giligenting Dalami RPM dan Taksonomi SOLO Berbasis AI



Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Guru MA An-Nur Giligenting Dalami RPM dan Taksonomi


GILIGENTING – Dalam upaya meningkatkan kualitas evaluasi pembelajaran dan mengadaptasi kemajuan teknologi, Madrasah Aliyah (MA) An-Nur Giligenting menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi seluruh dewan guru, Sabtu (1/11/2025).

Kegiatan yang berlangsung di aula madrasah ini berfokus pada penyusunan Rancangan Penilaian Madrasah (RPM) dan penerapan Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcome) yang diintegrasikan dengan Kecerdasan Buatan (AI).

Kepala MA An-Nur Giligenting, Yahya, M.Pd, dalam sambutannya menyatakan bahwa transformasi digital dalam pendidikan adalah sebuah keniscayaan.

"Kita tidak bisa lagi mengandalkan cara-cara konvensional dalam mengevaluasi siswa. Guru harus adaptif," ujarnya. "Integrasi AI dengan kerangka kerja seperti Taksonomi SOLO akan membantu kita memetakan kemampuan berpikir siswa secara lebih akurat, efisien, dan mendalam."

Bimtek ini dipandu langsung oleh Waka Kurikulum, Muhammad Yusuf sebagai pemateri. Narasumber menjelaskan bahwa Taksonomi SOLO menawarkan kerangka kerja yang jelas untuk mengukur kualitas pemahaman siswa, bukan sekadar kuantitas hafalan.

Dalam sesi bimtek, para guru dipandu secara sistematis menyusun Rencana Pembelajaran Madrasah (RPM). Proses ini dimulai dari menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) yang akan diukur.

Selanjutnya, pemateri membedah lima level Taksonomi SOLO, mulai dari Pra-struktural (siswa belum paham), Uni-struktural (memahami satu aspek), Multi-struktural (memahami beberapa aspek terpisah), Relasional (mampu menghubungkan konsep), hingga Abstrak Diperluas (mampu menggeneralisasi ide ke konteks baru).

"Tantangan kita adalah mendorong siswa naik dari level Multi-struktural ke Relasional. Di situlah pemahaman sejati terjadi," jelas Waka Kurikulum saat sesi praktik.

Berbekal pemahaman ini, para guru kemudian merancang kisi-kisi dan instrumen penilaian. Sesi menjadi sangat interaktif ketika didemonstrasikan bagaimana tools AI dapat dimanfaatkan untuk membuat soal-soal HOTS yang sesuai dengan level Relasional dan Abstrak Diperluas secara efisien.

Sri Fajar, salah seorang guru, mengaku mendapatkan wawasan baru.

"Dengan Taksonomi SOLO, kami jadi tahu target yang jelas untuk kedalaman soal. Ditambah dengan AI, kami bisa lebih fokus pada analisis jawaban siswa, bukan lagi menghabiskan waktu menyusun 20 variasi soal," tuturnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi MA An-Nur Giligenting untuk menciptakan ekosistem Pendidikan yang lebih modern, objektif, dan mampu mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa secara lebih efektif serta mampu beradaptasi sesuai  kebutuhan zaman.